Air, asal jangan terlalu lama

Ibarat musim buah Imageyang rajin menghampiri setiap tahun, kedatangan air ini tidak bisa tertampikkan lagi. Meski datang secara perlahan, air naik menggapai apapun yang bisa digapai. Hanya pasrah yang tersisa sembari terus berusaha menyelamatkan apapun yang bisa diselamatkan ke tempat yang lebih tinggi.

IMG_8920Sampai berapa mereka bertahan? Sampai air surut dan kembali ke sungai. Namun karena  hidup harus tetap jalan terus, mereka tetap mengarungi waktu berusaha berdamai dengan air dengan terus bekerja.  Mereka yang bekerja tetap pergi bekerja mengarungi aspal depan rumah yang telah menjelma menjadi sungai panjang berkelok dan dalam. Para ibu yang entah bagaimana caranya  tetap berusaha mengepulkan asap  dari dapur-dapur kecil mereka karena yang namanya makan pasti tidak bisa diajak kompromi.

IMG_8916Sekolah-sekolah yang berada di pemukiman tersebut juga tidak luput dari tangan-tangan sungai tak bertulang hingga terpaksa ditutup sementara. Anak-anak memanfaatkan kesempatan ini dengan sangat baik. Mereka yang menyewakan perahu untuk mereka yang ingin keluar masuk daerah banjir, memancing atau memasang jerat ikan yang tiba-tiba bermunculan dimana-mana, atau berenang, bersenda gurau berusaha melupakan rumah mereka yang basah.

IMG_9534Silahkan saja orang berpolemik, berkasak-kusuk tentang bantuan untuk korban banjir yang tidak sampai-sampai, atau diskusi adu argumentasi tentang gundulnya hutan dan menggunungnya sampah yang menjadi penyebab banjir. Yang pasti, tiada resah lagi yang tertangkap dari muka mereka yang tinggal di sana dan walaupun ada, mereka memilih untuk menyimpannya rapat-rapat karena mereka tahu bahwa air akan kembali seperti sekarang atau tahun-tahun sebelumnya dan tahun-tahun berikutnya. Mereka seakan selalu siap menghadapi perjumpaan  dengan air yang mungkin sulit disebut sebagai sebuah pertemuan mesra. Pada akhirnya mereka akan tetap hidup, mengais rejeki air yang dibawa ikan-ikan sembari menanti tawaran damai sang air, asal jangan terlalu lama.

Leave a comment